Rabu, 10 Juli 2019

    Kenali Jenis dan Fungsi Batu Bata

    Batu bata merupakan salah satu bahan bangunan pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai warnanya kemerah-merahan. Seiring berkembangnya teknologi, penggunaan batu bata semakin lama semakin menurun. Munculnya material-material baru seperti gypsum atau bambu yang telah diolah, saat ini cenderung lebih dipilih karena memiliki harga yang lebih murah dan secara arsitektur juga terlihat lebih indah.
    Namun, masih banyak pula orang yang lebih memilih batu bata dibandingkan dengan bahan yang lainnya. Batu bata ternyata terbukti lebih awet, kuat, murah, dan lebih mudah didapatkan. Selain itu, bata merah juga membuat ruangan di dalam rumah lebih sejuk, tembok tidak mudah retak, dan tahan api. Batu bata merah memiliki warna yang eksotis dan terkesan natural sehingga sering digunakan sebagai bata tempel untuk membuat dinding yang terkesan ‘industrial’.

    Jenis Batu Bata
    1. Batu bata tanah liat
    Batu bata tanah liat dibagi lagi menjadi 2 kategori, yaitu:
    • Bata biasa. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu. Bata ini juga biasanya digunakan untuk dinding dengan menggunakan mortar (campuran semen) sebagai perekat. Bata jenis ini sering disebut sebagai bata merah.
    • Bata muka atau ekspos. Bata ini memiliki permukaan yang lebih rapih dan mempunyai warna dan corak yang seragam sehingga harganya juga lebih mahal dibandingkan dengan bata biasa. Selain digunakan sebagai dinding, bata ekspos juga digunakan sebagai penutup dinding dan dekorasi.
    1. Batu bata campuran pasir dan kapur
    Sesuai namanya batu bata ini dibuat dari campuran pasir dan kapur dengan perbandingan 1:8. Dalam proses pembuatannya air ditekan ke dalam bahan sehingga terbentuklah bata yang kokoh. Bata ini digunakan pada dinding yang terendam air, yang membutuhkan jenis bata yang sangat kuat dan tidak mudah keropos.
    Kelebihan batu bata merah
    • Dari segi struktur mempunyai kekuatan yang tahan lama dibanding dengan batako
    • Mudah memasangnya karena tukang tidak harus memiliki keahlian khusus
    • Pengangkutan lebih mudah karena ukuran yang lebih kecil
    • Pada pekerjaan yang sempit, lebih cocok menggunakan material ini
    • Mudah didapatkan di mana saja
    • Lebih nyaman dari segi suhu ruangan karena bisa menyesuaikan dengan suhu luar
    • Tahan terhadap api
    • Jarang terjadi retak-retak pada dinding
    • Tidak membutuhkan perekat yang khusus.
    Kekurangan batu bata merah
    • Bentuknya yang tidak seragam menimbulkan kesulitan dalam membangun dinding yang rapi
    • Boros dalam penggunaan bahan perekat sebab memiliki siar yang besar
    • Gampang menyerap suhu sehingga terasa panas saat musim kemarau dan dingin ketika musim penghujan
    • Tingkat kualitas tidak bisa diketahui dengan pasti karena dibuat secara tradisional
    • Pemasangan yang tidak rapi mengharuskan penerapan bahan plesteran yang tebal
    • Memiliki bobot yang lebih berat daripada bata ringan sehingga harus ditopang struktur yang rumit
    • Waktu pengeringanmya cenderung lebih lama ketimbang material-material yang lain
    Cara memasang batu bata
    • Pemasangan batu nol. Kenapa dinamakan batu nol? Karena pemasangan batu nol biasanya dilakukan sampai ketinggian nol pada bangunan rumah atau gedung. Batu nol dipasang di atas sloof atau pondasi menerus, dengan mengacu pada gambar denah yang sudah dibuat sebelumnya. Batu nol harus dipasang seakurat mungkin agar sama dengan gambar rencana pembangunan. Gunakan benang acuan saat pemasangan batu nol  agar tercipta pasangan bata yang lurus dan rapi.
    • Pemasangan lanjutan. Setelah memasang batu nol, kita dapat melanjutkan pemasangan dinding bata lain di atasnya. Pemasangan lanjutan ini juga harus tetap dikontrol dengan benang acuan.
    • Berikan jarak pada setiap pertemuan antara batu bata dan besi kolom. Besi dan batu bata sebaiknya memiliki jarak minimal 2.5 cm – 3 cm, agar proses pengecoran kolom nantinya dapat dilakukan dengan baik dan padat.
    • Lakukan pengecoran kolom pada ketinggian tertentu. Lakukan pengecoran pada kolom saat ketinggian batu bata kira-kira sudah mencapai 1,2 m – 1,5 m. Hal ini dilakukan untuk mencegah batu bata agar tidak ambruk atau rubuh, sebelum dilanjutkan dengan memasang batu bata lain di atasnya. Pengecoran juga sebaiknya dilakukan pada saat batu bata telah mengering.

    by : www.arsitag.com

    Harga Material alam Per Juli 2019

    Harga Material alam Per Juli 2019

    a. Pasir Merapi                 : 190,000/m3(1,000,000/rit) pasirjogja.blogspot.com
    b. Batu belah    : 190,000/m3(1,000,000/rit) pasirjogja.blogspot.com
    c. Urug sirtu : 650.000/rit pasirjogja.blogspot.com
    d. Split : 200.000/m3 pasirjogja.blogspot.com
    e. Batu bata  AT : 750/pcs jualbatubatamurah.blogspot.com
    f.  Batu bata grobogan      : 600/pcs jualbatubatamurah.blogspot.com
    g. Bata Jogja : 720/pcs jualbatubatamurah.blogspot.com
    h. Bata Ringan AAC         : 680/m3 (10,8) truk kecil bataringanhebeljogja.blogspot.com
    i. Bata Ringan AAC  : 650/m3 (47,52)tronton bataringanhebeljogja.blogspot.com
    j.  Mortar perekat : 75.000/sak bataringanhebeljogja.blogspot.com
    k. Batako                            : 3000/pcs
    m. buis beton besar           :73.000/pcs

    Harga tersebut franco Sleman utara ,untuk sleman selatan dan kota jogja ada penyesuaian harga

    Sabtu, 23 Februari 2019

    Harga Material Per Maret 2019

    a. Pasir Merapi                 : 200,000/m3(1,100,000/rit) pasirjogja.blogspot.com
    b. Batu belah    : 200,000/m3(1,100,000/rit) pasirjogja.blogspot.com
    c. Urug sirtu : 650.000/rit pasirjogja.blogspot.com
    d. Split : 200.000/m3 pasirjogja.blogspot.com
    e. Batu bata  AT : 750/pcs jualbatubatamurah.blogspot.com
    f.  Batu bata grobogan       : 600/pcs jualbatubatamurah.blogspot.com
    g. Bata Jogja : 720/pcs jualbatubatamurah.blogspot.com
    h. Bata Ringan AAC         : 770/m3 (10,8) truk kecil bataringanhebeljogja.blogspot.com
    i. Bata Ringan AAC  : 725/m3 (47,52)tronton bataringanhebeljogja.blogspot.com
    j.  Mortar perekat : 75.000/sak bataringanhebeljogja.blogspot.com
    k. Batako                          : 3000/pcs
    m. buis beton besar            :73.000/pcs



    Harga tersebut franco jogja utara , untuk jogja selatan harga menyesuaikan
    khusus bata ringan bongkar sendiri

    Minggu, 17 Februari 2019

    Menghitung Kebutuhan Semen dan Pasir Pada Pasangan Bata

    Menghitung Kebutuhan Semen dan Pasir Pada Pasangan Bata

    Meskipun anda tidak bekerja di bidang pembangunan, namun pengetahuan dasar mengenai perhitungan semen dan pasir ini penting untuk anda miliki. Dengan mengetahui cara perhitungan kebutuhan semen dan pasir, maka anda bisa iku andil dalam penentuan jumlah material bangunan yang dibutuhkan. Anda juga bisa mengatur anggaran pembangunan agar tidak terlalu boros.
    Nah, pada ulasan kali ini kita akan mengulas mengenai cara menghitung kebutuhan semen dan pasir pada pasangan bata atau tepatnya pasangan ½ bata. Simak ulasannya berikut ini:
    1. Pasangan ½ Bata Dengan Campuran 1 PC : 3 PP

    Untuk bata berukuran 5x11x22 dengan luas dinding yang akan dikerjakan adalah 1 m2 maka sesuai dengan SNI 2008, anda membutuhkan material semen (PC) 14,37 kg dan pasir (PP) 0,04 m3. Jika ukurang panjang dan tinggi dinding yang akan dibangun adalah 11 m : 4 m maka anda bisa menggunakan rumus berikut:
    Luas dinding 11×4= 44 m2
    Volume PC: 14,37 x 44 = 632.28 kg maka 632.28 dibagi 40 (1 sak semen perhitungan 40 kg) = 15.8 sak semen
    Volume PP: 0,04 x 44 = 1.76 m3 pasir
    1. Pasangan ½ Bata Dengan Campuran 1 PC : 4 PP

    Untuk bata berukuran 5x11x22 dengan luas dinding yang akan dikerjakan adalah 1 m2 maka sesuai dengan SNI 2008, anda membutuhkan material semen (PC) 11.5 kg dan pasir (PP) 0,043 m3. Jika ukurang panjang dan tinggi dinding yang akan dibangun adalah 11 m : 4 m maka anda bisa menggunakan rumus berikut:
    Luas dinding 11×4= 44 m2
    Volume PC: 11,5 x 44 = 506 kg maka 506 dibagi 40 (1 sak semen perhitungan 40 kg) = 12.65 sak semen
    Volume PP: 0,043 x 44 = 1.89 m3 pasir
    1. Pasangan ½ Bata Dengan Campuran 1 PC : 5 PP

    Untuk bata berukuran 5x11x22 dengan luas dinding yang akan dikerjakan adalah 1 m2 maka sesuai dengan SNI 2008, anda membutuhkan material semen (PC) 9.68 kg dan pasir (PP) 0,045 m3. Jika ukuran panjang dan tinggi dinding yang akan dibangun adalah 11 m : 4 m maka anda bisa menggunakan rumus berikut:
    Luas dinding 11×4= 44 m2
    Volume PC: 9.68 x 44 = 425.92 kg maka 425.92 dibagi 40 (1 sak semen perhitungan 40 kg) = 10.64 sak semen
    Volume PP: 0,045 x 44 = 1.98 m3 pasir
    1. Pasangan ½ Bata Dengan Campuran 1 PC : 6 PP 

    Untuk bata berukuran 5x11x22 dengan luas dinding yang akan dikerjakan adalah 1 m2 maka sesuai dengan SNI 2008, anda membutuhkan material semen (PC) 8.32 kg dan pasir (PP) 0,049 m3. Jika ukuran panjang dan tinggi dinding yang akan dibangun adalah 11 m : 4 m maka anda bisa menggunakan rumus berikut:
    Luas dinding 11×4= 44 m2
    Volume PC: 8.32 x 44 = 366.08 kg maka 366.08 dibagi 40 (1 sak semen perhitungan 40 kg) = 9.15 sak semen
    Volume PP: 0,049 x 44 = 2.15 m3 pasir
    1. Pasangan ½ Bata Dengan Campuran 1 PC : 8 PP 

    Untuk bata berukuran 5x11x22 dengan luas dinding yang akan dikerjakan adalah 1 m2 maka sesuai dengan SNI 2008, anda membutuhkan material semen (PC) 6.5 kg dan pasir (PP) 0,05 m3. Jika ukuran panjang dan tinggi dinding yang akan dibangun adalah 11 m : 4 m maka anda bisa menggunakan rumus berikut:
    Luas dinding 11×4= 44 m2
    Volume PC: 6.5 x 44 = 286 kg maka 286 dibagi 40 (1 sak semen perhitungan 40 kg) = 7.15 sak semen
    Volume PP: 0,05 x 44 = 2.2 m3 pasir
    Semoga informasi di atas bermanfaat untuk anda.



    diambil dari anekabangunan.com

    Selasa, 18 Desember 2018

    Perbandingan Bata Merah, Batako, Bata Ringan , dan Bata Ringan

    Bata merah

    Batu bata mentah dijemur sebelum dibakar
    Bata merah merupakan salah satu jenis bahan dasar pembangunan rumah yang sudah sangat umum digunakan di Indonesia, dari zaman dulu hingga zaman modern seperti saat ini bata merah memang sudah menjadi salah satu bahan wajib di dalam membangun rumah. Cukup bisa dimaklumi, bata merah masih lebih banyak digunakan daripada bata ringan atau batako press, karena selain sudah teruji kekuatannya, mendapatkan jenis material ini pun tidak susah.
    Bata merah yang dimaksud adalah bata yang dibuat dari tanah yang dicetak kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras dan berwarna kemerah-merahan. Tanah yang digunakan pun bukanlah sembarang tanah, tetapi tanah yang agak liat sehingga bisa menyatu saat proses pencetakan. Karena itulah, rumah yang dindingnya dibangun dari material bata merah akan terasa lebih nyaman dan adem. Selain lebih kuat dan kokoh serta tahan lama, sehingga jarang sekali terjadi keretakan dinding yang dibangun dari material bata merah. Selain itu Material ini sangat tahan terhadap panas sehingga dapat menjadi perlindungan tersendiri bagi bangunan Anda dari bahaya api.
    • Batu bata merah dibuat dari tanah liat yang dicetak, kemudian dibakar. Tidak semua tanah lihat bisa digunakan. Hanya yang terdiri dari kandungan pasir tertentu.
    • Umumnya memiliki ukuran: panjang 17–23 cm, lebar 7–11 cm, tebal 3–5 cm.
    • Berat rata-rata 3 kg/biji (tergantung merek dan daerah asal pembuatannya).
    • Bahan baku yang dibutuhkan untuk pasangan dinding bata merah adalah semen dan pasir ayakan. Untuk dinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3 (artinya, 1 takaran semen dipadu dengan 3 takaran pasir yang sudah diayak). Untuk dinding yang tidak harus kedap air, dapat digunakan perbandingan 1:4 hingga 1:6.
    • Kuat,kukuh dan tahan terhadap cuaca maupun benda keras

    Batako

    Selanjutnya setelah bata merah adalah Batako, material dinding dari batako ini umumnya dibuat dari campuran semen dan pasir kasar yang dicetak padat atau dipress. Selain itu ada juga yang membuatnya dari campuran batu tras, kapur dan air. Bahkan kini juga beredar batako dari campuran semen, pasir dan batubara. Dengan bahan pembuatan seperti yang telah disebutkan, batako memiliki kelemahan yaitu kekuatannya lebih rendah dari bata merah, sehingga cenderung terjadi keretakan dinding, terutama jika bagian kosong-nya tidak diisi dengan adukan spesi. Pemakaian material batako untuk dinding juga membuat bangunan lebih hangat bahkan cenderung pengap dan panas, tidak seperti bata merah yang terbuat dari material tanah. Batako cenderung lebih ringan daripada bata merah. Teksturnya pun terlihat lebih halus dari bata merah.

    Batako putih (Tras)

    • Batako putih dibuat dari campuran tras, batu kapur, dan air. Campuran tersebut dicetak, lalu dibakar. Tras merupakan jenis tanah berwarna putih / putih kecoklatan yang berasal dari pelapukan batu-batu gunung berapi.
    • Umumnya memiliki ukuran panjang 25–30 cm, tebal 8–10 cm, dan tinggi 14–18 cm.
    • Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:
      • Batako tras = 25 buah
      • Semen = 0,215 sak
      • Pasir ayak (pasir pasang) = 0,025 m3

    Batako Semen PC / Batako pres

    • Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu.
    • Ada yang dibuat secara manual (menggunakan tangan), ada juga yang menggunakan mesin. Perbedaannya bisa dilihat pada kepadatan permukaan batakonya.
    • Umumnya memiliki ukuran panjang 36–40 cm, tebal 8–10 cm, dan tinggi 18–20 cm.
    • Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:
      • Batako pres = 15 buah
      • Semen PC = 0,125 sak
      • Pasir ayak (pasir pasang) = 0,015 m3

    Bata ringan

    Bata ringan atau disebut hebel atau celcon. Material bata ringan ini pembuatannya sudah sangat modern dimana material ini dibuat dengan menggunakan mesin pabrik. Bata ini cukup ringan, halus dan memilki tingkat kerataan yang baik. Bata ringan ini diciptakan agar dapat memperingan beban struktur dari sebuah bangunan konstruksi, mempercepat pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material yang terjadi pada saat proses pemasangan dinding berlangsung.
    • Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik. Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik.
    • Bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan menggunakan semen khusus. *Bahan dasar acian/semen tersebut adalah pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya, semen ini hanya dicampur dengan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan seperti pemasangan batako.
    • Umumnya memiliki ukuran 60 cm x 20 cm dengan ketebalan 8–10 cm.
    • Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:
      • Bata hebel/celcon = 8 buah
      • Semen instan = 11,43 kg
      • Air = 0,15–0,16 liter

    Bataton

    Bataton terbuat dari campuran semen, agregat, pasir, kerikil, air dan bahan khusus lain. Bahan-bahan ini dicetak dalam berbagai bentuk yang kemudian disebuat sebagai bataton. Bentuk-bentuk bataton ini menyisakan rongga pada bagian dalamnya. Rongganya bisa diisi baja untuk tiang kolom, juga bisa sebagai jalur pipa air dan kabel listrik.
    Banyak pilihan bentuk bataton yang diproduksi oleh Holcim ini. Sebut saja blok beton berprofil H untuk dinding, bataton profil U untuk balok pengikat fondasi (sloof ), dan balok pengaku (ringbalk ), serta bataton bentuk kolom. Sedangkan bataton balok, rooster , dan lengkung menjadi material pendukung elemen rumah.
    Rongga pada bataton dapat berperan juga sebagai isolator panas. Rongga tersebut dapat menangkap rambatan radiasi panas pada dinding akibat terpapar terik matahari. Dengan begitu, suhu radiasi panas pada dinding tak seluruhnya merembes sampai ke dalam ruangan.
    Daya tarik lain dari bataton adalah proses konstruksinya lebih ekonomis jika dibandingkan bata merah. Contohnya pembuatan dinding bata merah yang memerlukan bingkai struktur (kolom praktis, sloof , dan ringbalk ), yang harus menggunakan cetakan (bekisting ). Selain menunggu masa keras beton, bekisting pada bingkai struktur dinding tadi harus dilepas. Untuk pemasangannya, minimal satu hari, dicor, besok dilepas, baru dipasang lagi. Kalau pakai blok beton cukup dalam satu hari, dapat diisi tulangan besi, lalu bisa ditaruh pada atasnya. Tidak perlu menggunakan bekisting. Jadi hemat kayu, waktu dan tenaga. Konstruksi jadi lebih ekonomis.

    Jumat, 02 Februari 2018

    Truk Batu Bata Terguling Saat di Turunan, Satu Penumpang Tewas

    TRIBUNJATENG.COM, TEMANGGUNG - Tak bisa kuasai laju kendaraan, truk pengangkut batu bata terguling di turunan Rujak Asem, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Minggu (14/01/2018).
    Kapolres Temanggung Polda Jateng  AKBP Wiyono Eko Prasetyo melalui Kapolsek Bejen AKP Taryanto menerangkan, kejadian terjadi sekitar pukul 10.30 Wib. tepatnya di turunan Rujak Asem, depan TPK Bejen.
    “Pada saat kejadian mobil bermuatan batu bata dan membawa lima orang yakni  Akhmad Taufan (27) warga Desa Rowo, Rt 10 Rw 04, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, dan empat orang berada di bak belakang truk yakni Sundarsri (47), Sarwidi (43), Bandel Purwoko (36) dan Murjini (39) ,” terang Taryanto.
    Lebih lanjut Taryanto mengatakan, dari data yang dikumpulkan ketika sampai di turunan, pengemudi truk hendak memindahkan gigi perseneling dari dua ke gigi perseneling satu akan tetapi pengemudi tidak bisa menguasai laju kendaraannya.
    “Semula kendaraan truk dengan Nopol. G-1637-KB tersebut  datang dari arah Candiroto menuju Bejen berjalan dengan kecepatan sedang, sesampainya di TKP kondisi Jalan menurun masuk gigi persneling 2, pengemudi hendak memindahkan gigi persneling ke gigi 1 tetapi tidak bisa menguasai laju kendaraannya sehingga reuk berjalan terlalu kekanan dan akhirnya terbalik,” lanjut taryanto.
    Beberapa saat setelah terjadi kecelakaan, kelima orang korban langsung dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Bejen, namun karena luka yang derita cukup parah empat korban langsung dirujuk ke RSUD Temanggung untuk mendapatkan perawatan medis.
    “Dalam kecelakaan tunggal ini terdapat lima korban, satu orang meninggal dunia di tempat atas nama Sudarsri, dua orang mengalami patah kaki atas nama  Sarwidi dan Bandel Purwoko, sedangkan supir dan satu orang lainnya mengalami luka ringan, kerugian material akibat kecelakaan tersebut diperkirakan mencapai Rp 5.000.000,- (lima juta Rupiah),” kata Taryanto.
    Setelah kejadian tersebut Taryanto berpesan kepada seluruh masyarakat yang melintas agar selalu hati hati karena banyaknya tikungan, turunan dan tanjakan di wilayah Bejen ini.
     “Selalu hati-hati ketika melewati wilayah Bejen karena bangak tikungan, turunan dan tanjakan yang perlu diwaspadai saat berkendara, budayakan keselamatan sebagai kebutuhan, karena keluarga menanti anda di rumah,” pesan Taryanto.

    Cuaca Tak Mendukung, Perajin Batu Bata Stop Produksi



    KRJOGJA.com - Puluhan perajin batu bata merah Kelurahan Lalung, Karanganyar Kota berhenti membuat material bangunan itu selama musim penghujan. Mereka hanya menjual batu bata sisa produksi pada musim kemarau lalu.  
    "Beberapa tetangga sudah kehabisan barang. Yang ada saat ini, tidak banyak. Saya sendiri hanya menjual hasil produksi kemarau kemarin," kata Marsi (45), juragan batu bata asal Rt 02/Rw III Dusun Kepuh, Lalung kepada KRJOGJA.com, Senin (29/1/2018).  
    Batu bata yang dijualnya sekarang merupakan hasil produksi Agustus-Oktober tahun lalu. Biasanya selama musim kemarau, perajin memproduksi sebanyak-banyaknya sebelum musim penghujan tiba. Selama tiga bulan itu, ia dan suaminya Sutardi (50) menghasilkan hingga 10 ribu buah batu bata merah.
    "Mulai pertengahan Januari ini, stoknya kemarin dibakar. Setelah siap baru dijual. Per seribu buah dijual Rp 500 ribu-Rp 600 ribu. Itu harganya enggak naik, masih standar," katanya.
    Wanita yang sudah puluhan tahun berbisnis batu bata merah ini mengatakan, para perajin biasanya memiliki sumber penghasilan lain yang diandalkan selama berhenti produksi. Misalnya bercocok tanam, beternak dan menjadi buruh bangunan.
    "Bagi mereka yang memiliki ladang, tentu langsung bercocok tanam. Terutama di sawah tadah hujan. Memasuki musim kemarau, membuat batu bata merah lagi," katanya.
    Wagiyem, perajin lainnya mengatakan tak bisa menaikkan harga jual batu bata merahnya meski jumlah barang terbatas. Sebab, persaingan pasar antarperajin tergolong ketat. Agar langganan tak beralih ke lainnya, ia harus memastikan batu bata merahnya berkualitas.
    "Disortir dulu yang benar-benar kering dan terbakar merata. Kalau enggak bagus, nanti bisa dikomplain. Bangunannya bisa roboh. Saya enggak mau ambil risiko jualan barang lapuk," kata wanita ini sambil menunjukkan sampel batu bata siap jual ukuran panjang 12 sentimeter, lebar 3 sentimeter dan tebal 6 sentimeter.
    Mengenai bahan baku, ia mengatakannya tak terkendala. Pemasok tanah liat menjualnya Rp 500 ribu per rit ukuran mobil bak terbuka. Bahan baku itu habis untuk 1.000 buah batu bata. Dijelaskannya, produksi batu bata merah membutuhkan proses panjang sebelum siap dijual. Setelah tanah liat dicetak, kemudian didiamkan cukup lama di tempat kering. Lalu membakarnya supaya keras.
    "Hujan seperti ini, saya bolak-balik menutup stok yang tersisa dengan terpal plastik agar enggak kehujanan. Kalau terang, plastiknya dibuka lagi," katanya.