Batu bata merupakan salah satu bahan bangunan pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai warnanya kemerah-merahan. Seiring berkembangnya teknologi, penggunaan batu bata semakin lama semakin menurun. Munculnya material-material baru seperti gypsum atau bambu yang telah diolah, saat ini cenderung lebih dipilih karena memiliki harga yang lebih murah dan secara arsitektur juga terlihat lebih indah.
Namun, masih banyak pula orang yang lebih memilih batu bata dibandingkan dengan bahan yang lainnya. Batu bata ternyata terbukti lebih awet, kuat, murah, dan lebih mudah didapatkan. Selain itu, bata merah juga membuat ruangan di dalam rumah lebih sejuk, tembok tidak mudah retak, dan tahan api. Batu bata merah memiliki warna yang eksotis dan terkesan natural sehingga sering digunakan sebagai bata tempel untuk membuat dinding yang terkesan ‘industrial’.
Jenis Batu Bata
- Batu bata tanah liat
Batu bata tanah liat dibagi lagi menjadi 2 kategori, yaitu:
- Bata biasa. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu. Bata ini juga biasanya digunakan untuk dinding dengan menggunakan mortar (campuran semen) sebagai perekat. Bata jenis ini sering disebut sebagai bata merah.
- Bata muka atau ekspos. Bata ini memiliki permukaan yang lebih rapih dan mempunyai warna dan corak yang seragam sehingga harganya juga lebih mahal dibandingkan dengan bata biasa. Selain digunakan sebagai dinding, bata ekspos juga digunakan sebagai penutup dinding dan dekorasi.
- Batu bata campuran pasir dan kapur
Sesuai namanya batu bata ini dibuat dari campuran pasir dan kapur dengan perbandingan 1:8. Dalam proses pembuatannya air ditekan ke dalam bahan sehingga terbentuklah bata yang kokoh. Bata ini digunakan pada dinding yang terendam air, yang membutuhkan jenis bata yang sangat kuat dan tidak mudah keropos.
Kelebihan batu bata merah
- Dari segi struktur mempunyai kekuatan yang tahan lama dibanding dengan batako
- Mudah memasangnya karena tukang tidak harus memiliki keahlian khusus
- Pengangkutan lebih mudah karena ukuran yang lebih kecil
- Pada pekerjaan yang sempit, lebih cocok menggunakan material ini
- Mudah didapatkan di mana saja
- Lebih nyaman dari segi suhu ruangan karena bisa menyesuaikan dengan suhu luar
- Tahan terhadap api
- Jarang terjadi retak-retak pada dinding
- Tidak membutuhkan perekat yang khusus.
Kekurangan batu bata merah
- Bentuknya yang tidak seragam menimbulkan kesulitan dalam membangun dinding yang rapi
- Boros dalam penggunaan bahan perekat sebab memiliki siar yang besar
- Gampang menyerap suhu sehingga terasa panas saat musim kemarau dan dingin ketika musim penghujan
- Tingkat kualitas tidak bisa diketahui dengan pasti karena dibuat secara tradisional
- Pemasangan yang tidak rapi mengharuskan penerapan bahan plesteran yang tebal
- Memiliki bobot yang lebih berat daripada bata ringan sehingga harus ditopang struktur yang rumit
- Waktu pengeringanmya cenderung lebih lama ketimbang material-material yang lain
Cara memasang batu bata
- Pemasangan batu nol. Kenapa dinamakan batu nol? Karena pemasangan batu nol biasanya dilakukan sampai ketinggian nol pada bangunan rumah atau gedung. Batu nol dipasang di atas sloof atau pondasi menerus, dengan mengacu pada gambar denah yang sudah dibuat sebelumnya. Batu nol harus dipasang seakurat mungkin agar sama dengan gambar rencana pembangunan. Gunakan benang acuan saat pemasangan batu nol agar tercipta pasangan bata yang lurus dan rapi.
- Pemasangan lanjutan. Setelah memasang batu nol, kita dapat melanjutkan pemasangan dinding bata lain di atasnya. Pemasangan lanjutan ini juga harus tetap dikontrol dengan benang acuan.
- Berikan jarak pada setiap pertemuan antara batu bata dan besi kolom. Besi dan batu bata sebaiknya memiliki jarak minimal 2.5 cm – 3 cm, agar proses pengecoran kolom nantinya dapat dilakukan dengan baik dan padat.
- Lakukan pengecoran kolom pada ketinggian tertentu. Lakukan pengecoran pada kolom saat ketinggian batu bata kira-kira sudah mencapai 1,2 m – 1,5 m. Hal ini dilakukan untuk mencegah batu bata agar tidak ambruk atau rubuh, sebelum dilanjutkan dengan memasang batu bata lain di atasnya. Pengecoran juga sebaiknya dilakukan pada saat batu bata telah mengering.
by : www.arsitag.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar